Tren positif mulai muncul di ranah digital AS, yang menciptakan peluang baru bagi para pemegang crypto. Menurut CEO Ripple, Brad Garlinghouse, iklim digital di Amerika Serikat kini menjadi jauh lebih menguntungkan. Dengan situasi ini, Ripple mengubah strategi bisnisnya untuk lebih fokus pada pasar AS. Setelah bertahun-tahun menghadapi sengketa hukum dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) yang menuduh Ripple menjual sekuritas tanpa izin, perusahaan ini terpaksa mempekerjakan sebagian besar karyawannya di luar negeri. Namun, situasi kini telah membaik.

Saat ini, 75% dari lowongan pekerjaan yang dibuka Ripple berbasis di Amerika Serikat. Selain itu, dalam enam minggu terakhir tahun 2024, Ripple berhasil mengamankan lebih banyak kesepakatan berbasis AS dibandingkan enam bulan sebelumnya. Garlinghouse menyebut perubahan ini sebagai "efek Trump." Perubahan ini terjadi setelah Partai Republik mempersiapkan diri untuk kembali menjabat posisi presiden. Garlinghouse menjelaskan bahwa optimisme di kalangan perusahaan crypto, yang didorong oleh janji-janji Trump untuk mendukung aset digital, berperan penting dalam tren ini.

Sebelumnya, Garlinghouse memuji miliarder tersebut karena menunjuk individu yang pro terhadap crypto ke dalam pemerintahannya. Menurutnya, pendekatan pemerintah AS yang baru terhadap crypto akan sangat kontras dengan pemerintahan Presiden Joe Biden. Di bawah pemerintahan Biden, perusahaan-perusahaan crypto menghadapi tekanan regulasi yang intens, dengan ketidakpuasan banyak pihak dalam industri ini pada pendekatan agresif SEC terhadap regulasi mata uang digital.

Belum lama ini, Garlinghouse memberikan penilaian positif terhadap cryptocurrency Ripple, XRP. Menurutnya, XRP lebih cocok untuk transaksi harian dibandingkan Bitcoin. Pada Desember 2024, ia mengumumkan bahwa Departemen Layanan Keuangan Negara Bagian New York (NYDFS) telah menyetujui peluncuran stablecoin RLUSD.