empty
 
 
Jepang minta AS klarifikasi kesepakatan Nippon Steel dan US Steel

Jepang minta AS klarifikasi kesepakatan Nippon Steel dan US Steel

Ini merupakan situasi yang begitu canggung: kesepakatan antara Nippon Steel dan US Steel masih belum jelas! Dengan latar belakang ini, Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya, bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, untuk meminta penjelasan. Ia mendesak agar Washinton menenangkan kekhawatiran komunitas bisnis Jepang dan Amerika terkait investasi masa depan antara kedua negara. Permintaan ini muncul setelah Presiden AS Joe Biden melarang kesepakatan antara Nippon Steel dan US Steel.

Meskipun terdapat ketegangan, pejabat tersebut yakin bahwa investasi antara Tokyo dan Washington menguntungkan kedua negara. Setelah veto yang dilakukan Biden, Iwaya mencatat kekhawatiran serius mengenai investasi masa depan antara Jepang dan AS di kalangan bisnis.

Para pemimpin industri tampak sangat gugup, Iwaya menegaskan. Itulah sebabnya ia meminta AS untuk mengambil langkah-langkah guna mengatasi kekhawatiran ini

Di luar kesepakatan Nippon Steel dan US Steel, menteri luar negeri Jepang dan menteri luar negeri AS membahas penguatan hubungan bilateral, termasuk dalam hal keamanan. Iwaya menyatakan keyakinan pada kerja sama penguatan hubungan bilateral, termasuk dalam hal keamanan. Iwaya menyatakan keyakinannya pada kerja sama yang berkelanjutan antara kedua negara di bawah pemerintahan Gedung Putih yang baru.

Perlu diingat bahwa pada bulan Desember 2023, Nippon Steel Jepang mengumumkan rencana untuk mengakuisisi US Steel senilai $14,1 miliar. Kesepakatan itu akan menjadikan perusahaan asal Amerika tersebut sebagai anak perusahaan raksasa baja Jepang. Walaupun demikian, Gedung Putih mengatakan bahwa akuisisi perusahaan utama AS oleh entitas asing memerlukan pengawasan cermat terhadap potensi risiko keamanan nasional.

Saat akhir bulan Desember 2024, Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) menyatakan tidak dapat mencapai konsensus mengenai implikasi keamanan nasional dari kesepakatan itu. Masalah tersebut diserahkan kepada Presiden Biden.

Pada awal bulan Januari 2025, Nippon Steel mengajukan penawaran baru. Mereka menjanjikan jaminan selama 10 tahun bahwa kapasitas produksi tidak akan dikurangi di pabrik-pabrik US Steel di Pennsylvania, Indiana, Alabama, Texas, California, dan Arkansas tanpa persetujuan Amerika.

Namun, pada tanggal 3 Januari 2025, Presiden Biden memblokir kesepakatan itu, menganggapnya sebagai ancaman keamanan nasional. Keputusan ini membuat marah David Burritt, CEO US Steel. yang menyebut keputusan ini sebagai aib dan aksi korupsi politik.


Kembali

See aslo

Tidak bisa bicara sekarang?
Tanyakan pertanyaan anda lewat chat.