ECB akan tetap melakuakn pemangkasan suku bunga meskipun inflasi melonjak
Gelombang inflasi baru tidak mungkin memengaruhi Bank Sentral Eropa atau mengubah pendirian mereka tentang pemangkasan suku bunga. Menurut Bloomberg, inflasi zona euro melampaui target 2% ECB pada bulan November, tetapi keadaan ini tidak akan menghalangi regulator untuk melanjutkan jalur pemangkasan suku bunga mereka. Para pembuat kebijakan berkomitmen pada arah mereka saat ini dan berencana untuk mempertahankannya selama beberapa bulan ke depan dan seterusnya.
Harga konsumen zona euro melonjak ke angka 2,3% level tahunan pada bulan November, naik dari 2% pada bulan Oktober. Angka tersebut sejalan dengan prediksi rata-rata para analis yang disurvei oleh Bloomberg. Lonjakan inflasi ini berasal dari hal yang disebut efek dasar di sektor energi UE. Sementara itu, biaya layanan tetap tinggi. Menurut Eurostat, harga barang industri, tidak termasuk energi, melonjak untuk bulan kedua berturut-turut.
Inflasi inti, tidak termasuk harga pangan dan energi yang terus bergejolak, tetap stabil di angka 2,7%. Indikator ini diawasi dengan ketat oleh pejabat ECB untuk merespons dengan cepat dan memandu kebijakan moneter di masa mendatang. Regulator secara ini secara keseluruhan diharapkan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan selanjutnya di bulan Desember.
Dengan latar belakang ini, para pendukung ECB yang memilih bersikap dovish seperti Yannis Stournaras dari Yunani dan Mario Centeno dari Portugal merasa khawatir dengan melemahnya ekonomi Eropa yang berkepanjangan. Mereka yakin bahwa situasi yang ada saat ini akan mencegah inflasi kembali ke level yang ditargetkan oleh Bank Sentral, di 2%, tingkat yang dianggap netral, tidak membatasi atau merangsang pertumbuhan.
Gubernur Bank of France, Francois Villeroy de Galhau sudah memperlihatkan bahwa ECB perlu menurunkan biaya pinjaman ke tingkat yang mendorong inflasi naik. Rekannya dari Italia, Fabio Panetta, menyuarakan pandangan yang sama.
Dalam lingkungan ini, para investor memilih bersikap hati-hati dan tidak terburu-buru untuk menginvestasikan dana. Akibatnya, ekspektasi inflasi jangka menengah sudah anjlok di bawah 2% untuk pertama kalinya sejak 2022.