Sebagian besar aset crypto mengikuti dinamika cryptocurrency utama, Bitcoin. Sebagai aset yang sangat berisiko, crypto nomor satu ini diperdagangkan sejalan dengan pasar saham AS dan sangat sensitif terhadap saham-saham teknologi tinggi. Michael Saylor, pendiri dan kepala MicroStrategy, mendorong para investor untuk sampai pada kesimpulan ini. Ia menegaskan bahwa cryptocurrency terkemuka ini "dirancang untuk mengungguli instrumen-instrumen investasi tradisional." Bahkan penurunan Bitcoin saat ini tidak bertentangan dengan pendapat ahli tersebut.

Untuk membuktikan pandangannya, Michael Saylor menyusun tabel yang membandingkan dinamika harga berbagai aset, di antaranya Bitcoin, saham-saham bullish AS, Nasdaq 100, emas, saham pasar berkembang (EM), komoditas, obligasi pasar berkembang, obligasi konversi, dan Treasuries jangka panjang selama 13 tahun ini.

Di antara semua kelas aset, hasil terbaik ditampilkan oleh Bitcoin, saham-saham bullish AS, Nasdaq 100, dan saham-saham raksasa teknologi tinggi AS. Saylor memperkirakan bahwa aset-aset tersebut paling sering menghasilkan return positif setiap tahun sejak 2011. Namun, Bitcoin unggul dalam hal return investasi. Pemimpin pasar crypto ini telah membuktikan keunggulan di kalangan aset berimbal hasil tinggi lainnya.

Berdasarkan tabel Michael Saylor, crypto paling populer ini melonjak sebesar 1.473% pada tahun 2011. Pada saat bersamaan, indeks teknologi tinggi Wall Street, yaitu Nasdaq 100, dan perusahaan-perusahaan besar AS tumbuh kurang dari 4%. Menariknya, pada tahun 2013, cryptocurrency pertama ini mencatatkan return yang mencengangkan sebesar 5.507%, sementara emas merosot lebih dari 28%.

Selain itu, dari tahun 2011 hingga 2024, Bitcoin mencatat pertumbuhan luar biasa sebesar 18.881.969%! Sementara itu, saham-saham bullish AS hanya naik sebesar 670%, Nasdaq 100 melonjak sebesar 931%, dan emas naik sebesar 59,3%. Pada saat bersamaan, meskipun kini sedang turun, Bitcoin tetap menjadi investasi paling efektif dibandingkan dengan investasi-investasi konvensional.